Posted by armhando.com on Kamis, Februari 09, 2012 |
Translate
Selasa, 03 April 2012
Kunjungan Pra Paskah dan Pelantikan Pemuda Katolik Pinoh Utara
Pengurus Pemuda Katolik Pinoh Utara Dilantik
RABU, 21 MARET 2012 10:46 EKO SUSILO BORNEO TRIBUN
Sebagai upaya memperkuat konsolidasi ditubuh organisasi hingga ditingkat bawah. Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Anak Cabang (Komac) Kecamatan Pinoh Utara, akhirnya dilantik secara resmi, Minggu (19/3).
Acara pelantikan yang dipusatkan di Desa Engkurai itu, dipimpin secara langsung oleh Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Kabupaten Melawi, Michell Eko Hardian didampingi Sekretari Komcab, Yakobus Edward Sak. Dan Yustinus Ayub, mendapat amanat organisasi sebagai tampuk pimpinan Komac Pinoh Utara periode 2011-2014.
“Sesuai dengan usulan dan amanat anggota, yang terpilih menjadi Pengurus Inti Pemuda Katolik Komisariat Anak Cabang (KOMAC) Kecamatan Pinoh Utara, adalah Yustinus Ayub sebagai Ketua dan Martayun sebagai Sekretaris. Dengan demikian roda organisasi Pemuda Katolik di Pinoh Utara sudah dapat berjalan,” ucap Michell Eko Hardian, kepada Borneo Tribune, baru-baru ini.
Lebih lanjut ia katakan bahwa terhitung sejak diterbitkannya Surat Keputusan (SK) NOMOR : 004 / KOMCAB MELAWI / SK / I / 12 tentang Susunan Kepengurusan Pemuda Katolik Komisariat Anak Cabang (KOMAC) Kecamatan Pinoh Utara Periode 2011 – 2014, maka yang bertanggung jawab secara penuh di daerah basis Kecamatan Pinoh Utara, terhadap jalannya roda organisasi, visi-misi organisasi serta arah jalur koordinasi dengan Pemuda Katolik KOMCAB Kabupaten Melawi yang tercantum dalam AD-ART Organisasi adalah seluruh Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Anak Cabang (KOMAC) Kecamatan Pinoh Utara sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Keputusan (SK) tersebut.
“Setelah melantik kepengurusan Pemuda Katolik di Pinoh Utara, kita juga akan melakukan kegiatan serupa disejumlah kecamatan lainnya. Dan saat ini sedang dipersiapakan. Tentunya saya berharap, apa yang menjadi cita-cita organisasai yang tertuang dalam visi dan misi organisasi Pemuda Katolik dapat terwujudkan. Bagaimanapun, keberhasilan program kerja dari pengurus Komcab tidak bisa terlepas dari pengurus Komac di setiap kecamatan. Pro bono publico,” ungkap pria yang juga pengusaha muda ini dengan ramah.
Rabu, 22 Februari 2012
Demam Pilkada Gubernur Kal-Bar 2012
Tak terasa Genderang perang kandidat dalam pesta demokrasi di Kal-Bar sudah mulai ditabuh, masing-masing kandidat sudah mulai menampakkan dirinya melalui Baliho, Spanduk, Media masa dan berbagai bentuk kegiatan sosial yang dikemas apik oleh team suksesnya masing-masing. Kandidat-kandidat yang sudah memiliki perahu sudah mulai menurunkan dayungnya untuk mengarungi lautan demokrasi, sementara yang belum memiliki perahu sudah terlihat di tepian pantai untuk mencoba mulai melakukan pendekatan dengan pemilik perahu guna bisa digunakan untuk berlayar di lautan demokrasi Pemilihan Umum Gubernur 2012 nanti. dari beberapa nama santer kita dengar : Drs. Cornelis, MH (Incumben) dengan PDIP nya, Morkes Effendi, SPd, MH dengan Golkarnya, Drs. H. Abang Tambul Husin dengan Koalisi Gerindra dan 12 Partai Pendukung, Burhanudin A. Rasyid, Mayjend Armyn Alinyang, dan Milton Crosby yang masih mencari perahu yang akan dipakai sudah intens melakukan lobby dan sosialisasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Gerakan2 pro rakyat yang sebelumnya tidak pernah dilakukan dilakukan, bantuan-bantuan pun diluncurkan, seolah-olah selalu peduli dengan Kondisi masyarakat dan prihatin. Jargon-jargon politik pun mulai didengungkan, itulah potret demokrasi di Kalimantan Barat. Namun Incumben sudah memiliki jurus-jurus jitu yang akan dimainkan pada saatnya nanti dan peluang incumben sangatlah besar, karena sebagian besar masyarakat pedalaman akan mendukung dan memilih incumben, dimana perhatian untuk masyarakat pedalaman yang dahulu terisolir kini sudah mulai terbuka aksesnya : jalan trans kalimantan, Jl. Sintang Melawi yang sudah mulai dikerjakan, Jalan Tayan - Sanggau yang juga akan dikerjakan pada tahun 2012 ini. membuat nama incumben melambung tinggi. Namun demokrasi tetaplah demokrasi di atas kertas kita boleh memprediksi, namun realitasnya bisa berbeda. Kita tunggu saja pada waktunya.
Langganan:
Postingan (Atom)